Baca Juga
Cerita Misteri Indonesia • Cerita Jalan Angker Gunung Cilik - Pasti pernah denger dong "jalan angker" di sekitarmu? Mau di deket rumah, deket sekolah atau kantor, pasti ada aja kisah jalanan yang dianggap angker oleh warga sekitar.
Seperti kisah salah satu akun di Kaskus ini nih bernama Mantabsoull. Lewat akun itu, si pemilik membagikan sebuah kisah horror setahun lalu, tepatnya 12 April 2018 lalu.
Konon, katanya kisah ini terjadi lama sebelum ibunya menikah. Saat itu, si Ibu masih tinggal di sebuah desa yang tak diberitahu lokasinya.
Namanya desa, pasti ada dong budaya atau adat khas yang masih dilestarikan biar nggak kemakan zaman.
Nah, di desa ibu si pemilik akun ini dulu ada pertunjukan kuda lumping yang masih populer banget.
Dari muda sampe yang tua, mau dari latar belakang apapun, semua kumpul dan nonton pertunjukkan kuda lumping di desa itu.
Ceritanya, Ibu dan adiknya waktu itu jadi salah satu penonton pertunjukan kuda lumping malam itu.
Acara berlangsung meriah, banyak warga yang datang dan terhibur menyaksikannya. Tapi tanpa terasa waktu berlalu dengan cepat. Hingga akhirnya malam semakin larut.
Sehingga, Ibu dan tantenya itu memutuskan untuk pulang meski pertunjukan masih panjang.
Berbekal sepeda motor lawas, kedua wanita itu melawan dinginnya malam dan kabut yang menutup jalan.
"Mbak, aku tahu jalan yang cepat!" kata si Tante yang menyetir.
"Terserah deh yang penting cepat sampai, daripada di marahin sama Ibu," kata Ibu dengan logat bahasa jawa.
Akhirnya keduanya memutuskan untuk memilih jalan pintas itu.
Di simpangan jalan, Bibi memutuskan ambil jalan pintas yang dianggapnya bakal lebih cepat sampai ke rumah.
Ternyata, jalan yang mereka ambil adalah jalan yang gelap dan penuh semak-semak di sisi kiri dan kanan jalan.
Jalan pintas yang dipilih ternyata membuat Ibunya merinding. Baru masuk jalan ini aja, si Ibu katanya udah menelan ludah sambil melihat pohon di sekelilingnya.
"Lewat sini aman gak?" tanya si Ibu.
"Sudah, bismillah aja, Mbak" jawab Bibi percaya diri.
Nggak lama, baru beberapa meter masuk dari simpang tadi, telinga Ibu berdenging.
Udara dinginnya malam dan sunyinya suasana kala itu makin membuat Ibunya terus memandangi semak di sebelah kiri nya. Seperti ada hal yang mengganjal dari semak-semak itu.
Kondisi jalan yang kurang bagus dan kabut yanh cukup tebal membuat si Bibi harus mengendarai motor dengan pelan dan hati-hati.
Saat lampu motor menyapu jalanan, tampak sesuatu di depan mereka.
Sebuah benda yang lebih besar daripada kambing tapi lebih kecil dari sapi.
Makin lama keduanya makin mendekat. Tiba-tiba benda itu bergerak saat motor hanya berjarak beberapa meter di depannya.
Ternyata, sosok seorang nenek tua berambut putih dengan mata menyala muncul di hadapan mereka.
Tanpa selembar kain di tubuhnya, sang nenek berjalan merayap seperti seekor laba-laba.
"Lihat!!" teriak Ibu.
Melihatnya, si Bibi langsung meninjak rem dan motor pun berhenti.
"Ada apa toh mbak?!" kata Bibi kesal.
"Tadi ada yang nyebrang" jawab si Ibu.
"Mana Mbak? Aku gak lihat apa-apa" balas Bibi.
Jawaban si adik pun makin membuat Ibunya kebingungan.
"Iya, tadi dia nyebrang masuk ke semak yang di kiri" timpal Ibu.
Merinding mendengar perkataan si kakak, Bibi langsung tancap gas kencang-kencang tanpa peduli kondisi jalan malam itu.
Untungnya keduanya selamat sampai di rumah orang tua mereka.
"Kalian ini kok pulang malam banget?!" kata sang Nenek yang telah menunggu Ibu dan Bibi.
"Hah? Jam berapa toh Buk?" sahut Bibi ke Nenek.
"Lha lihat itu sudah jam 2 malam" jawab Nenek.
"Hah?!!" keduanya pun terkejut.
Ibu pun menceritakan soal jalanan yang mereka tempuh untuk sampai ke rumah malam itu.
"Owalah dasar gila! Ngapain kalian lewat situ? Untung bisa pulang!" kata Nenek.
"Lha kenapa toh Buk?" tanya Ibu.
Ternyata, konon jalan itu dikenal dengan "Gunung Cilik" atau gunung kecil.
Maksudnya, jalan itu adalah jalanan melewati bukit yang kiri nya merupakan turunan atau biasa disebut jurang kecil.
Jelas aja jalur itu jarang dilewati orang, bahkan di hari tertentu nggak boleh ada yang melintas. Ngerinya lagi, ternyata jalan itu sering jadi jalur iring-iringan jenazah!
Iring-iringan itu selalu mucul dari ujung dan menghilang tiba-tiba ketika mendekati simpangan. Hiiii.
Tapi katanya sih, kalau nekat mau lewat sebaiknya bunyikan klakson guna untuk menghentikan nenek-nenek yang mau menyebrang. Kaya apa yang ditemui Ibu dan Bibi nya itu, guys.
Bahkan katanya sering juga ada kecelakaan, baik riingan sampai parah semua pernah kejadian di sana.
Rata-rata, pengguna jalan yang apes itu nggak bisa mengendalikan kendaraannya. Sering juga terdengar suara orang menggumam dengan nada seperti berdoa alias komat-kamit.
Duh, kalau udah denger yang kaya begitu, pengendara katanya harus banget segera keluar jalur itu. Atau nggak, ya nasibnya akan sama seperti pengguna jalan yang sial lainnya. sumber
Seperti kisah salah satu akun di Kaskus ini nih bernama Mantabsoull. Lewat akun itu, si pemilik membagikan sebuah kisah horror setahun lalu, tepatnya 12 April 2018 lalu.
Konon, katanya kisah ini terjadi lama sebelum ibunya menikah. Saat itu, si Ibu masih tinggal di sebuah desa yang tak diberitahu lokasinya.
Namanya desa, pasti ada dong budaya atau adat khas yang masih dilestarikan biar nggak kemakan zaman.
Nah, di desa ibu si pemilik akun ini dulu ada pertunjukan kuda lumping yang masih populer banget.
Dari muda sampe yang tua, mau dari latar belakang apapun, semua kumpul dan nonton pertunjukkan kuda lumping di desa itu.
Ceritanya, Ibu dan adiknya waktu itu jadi salah satu penonton pertunjukan kuda lumping malam itu.
Acara berlangsung meriah, banyak warga yang datang dan terhibur menyaksikannya. Tapi tanpa terasa waktu berlalu dengan cepat. Hingga akhirnya malam semakin larut.
Sehingga, Ibu dan tantenya itu memutuskan untuk pulang meski pertunjukan masih panjang.
Berbekal sepeda motor lawas, kedua wanita itu melawan dinginnya malam dan kabut yang menutup jalan.
"Mbak, aku tahu jalan yang cepat!" kata si Tante yang menyetir.
"Terserah deh yang penting cepat sampai, daripada di marahin sama Ibu," kata Ibu dengan logat bahasa jawa.
Akhirnya keduanya memutuskan untuk memilih jalan pintas itu.
Di simpangan jalan, Bibi memutuskan ambil jalan pintas yang dianggapnya bakal lebih cepat sampai ke rumah.
Ternyata, jalan yang mereka ambil adalah jalan yang gelap dan penuh semak-semak di sisi kiri dan kanan jalan.
Jalan pintas yang dipilih ternyata membuat Ibunya merinding. Baru masuk jalan ini aja, si Ibu katanya udah menelan ludah sambil melihat pohon di sekelilingnya.
"Lewat sini aman gak?" tanya si Ibu.
"Sudah, bismillah aja, Mbak" jawab Bibi percaya diri.
Nggak lama, baru beberapa meter masuk dari simpang tadi, telinga Ibu berdenging.
Udara dinginnya malam dan sunyinya suasana kala itu makin membuat Ibunya terus memandangi semak di sebelah kiri nya. Seperti ada hal yang mengganjal dari semak-semak itu.
Kondisi jalan yang kurang bagus dan kabut yanh cukup tebal membuat si Bibi harus mengendarai motor dengan pelan dan hati-hati.
Saat lampu motor menyapu jalanan, tampak sesuatu di depan mereka.
Sebuah benda yang lebih besar daripada kambing tapi lebih kecil dari sapi.
Makin lama keduanya makin mendekat. Tiba-tiba benda itu bergerak saat motor hanya berjarak beberapa meter di depannya.
Ternyata, sosok seorang nenek tua berambut putih dengan mata menyala muncul di hadapan mereka.
Tanpa selembar kain di tubuhnya, sang nenek berjalan merayap seperti seekor laba-laba.
"Lihat!!" teriak Ibu.
Melihatnya, si Bibi langsung meninjak rem dan motor pun berhenti.
"Ada apa toh mbak?!" kata Bibi kesal.
"Tadi ada yang nyebrang" jawab si Ibu.
"Mana Mbak? Aku gak lihat apa-apa" balas Bibi.
Jawaban si adik pun makin membuat Ibunya kebingungan.
"Iya, tadi dia nyebrang masuk ke semak yang di kiri" timpal Ibu.
Merinding mendengar perkataan si kakak, Bibi langsung tancap gas kencang-kencang tanpa peduli kondisi jalan malam itu.
Untungnya keduanya selamat sampai di rumah orang tua mereka.
"Kalian ini kok pulang malam banget?!" kata sang Nenek yang telah menunggu Ibu dan Bibi.
"Hah? Jam berapa toh Buk?" sahut Bibi ke Nenek.
"Lha lihat itu sudah jam 2 malam" jawab Nenek.
"Hah?!!" keduanya pun terkejut.
Ibu pun menceritakan soal jalanan yang mereka tempuh untuk sampai ke rumah malam itu.
"Owalah dasar gila! Ngapain kalian lewat situ? Untung bisa pulang!" kata Nenek.
"Lha kenapa toh Buk?" tanya Ibu.
Ternyata, konon jalan itu dikenal dengan "Gunung Cilik" atau gunung kecil.
Maksudnya, jalan itu adalah jalanan melewati bukit yang kiri nya merupakan turunan atau biasa disebut jurang kecil.
Jelas aja jalur itu jarang dilewati orang, bahkan di hari tertentu nggak boleh ada yang melintas. Ngerinya lagi, ternyata jalan itu sering jadi jalur iring-iringan jenazah!
Iring-iringan itu selalu mucul dari ujung dan menghilang tiba-tiba ketika mendekati simpangan. Hiiii.
Tapi katanya sih, kalau nekat mau lewat sebaiknya bunyikan klakson guna untuk menghentikan nenek-nenek yang mau menyebrang. Kaya apa yang ditemui Ibu dan Bibi nya itu, guys.
Bahkan katanya sering juga ada kecelakaan, baik riingan sampai parah semua pernah kejadian di sana.
Rata-rata, pengguna jalan yang apes itu nggak bisa mengendalikan kendaraannya. Sering juga terdengar suara orang menggumam dengan nada seperti berdoa alias komat-kamit.
Duh, kalau udah denger yang kaya begitu, pengendara katanya harus banget segera keluar jalur itu. Atau nggak, ya nasibnya akan sama seperti pengguna jalan yang sial lainnya. sumber
loading...
0 comments: