Jan 14, 2017

Mitos Tentang Mimpi Bertemu Ular

Baca Juga


Duamisteri.com - Katanya, kalau saat tidur malam kita diusik oleh mimpi bertemu ular, berarti akan ada jodoh yang datang. Kalau ular itu menggigit atau melilit, berarti jodohnya sudah dekat. Sebentar lagi jodoh itu akan datang melamar. Asyik ya. 

Terus kalau dikejar, katanya kita lagi dikejar-kejar oleh jodoh kita yang entah dimana. Mungkin sebentar lagi dia juga akan menyatakan kesediaannya datang ke rumah dengan segala kesungguhannya untuk melamar.

Nah, kalau dalam mimpi kita ternyata mampu membunuh ular, aduh kita membunuh jodoh kita donk. Alias jodoh semakin menjauh dan mungkin orang yang sudah dilamar bisa dibatalkan atau jangan-jangan yang sudah menyebar undangan gagal menikah. Kasihan ya …

Itu semua gara-gara ular yang hadir dalam mimpi kita di malam hari. Atau bahkan hadir dalam mimpi tidur siang kita. Tidak pernah disebutkan dalam buku-buku penafsir mimpi tentang asal muasal kepercayaan ini. Yang ada katanya, berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah atau berdasarkan kisah turun temurun dari mulut ke mulut.

Mengapa ular dijadikan simbol jodoh. Bahkan sebagian orang tidak saja meyakininya dalam mimpi. Tetapi sebagian lagi mereka menggunakan gelang bahar bermodel ular yang melingkar. Tentu itu semua tidak terlepas dari kepercayaan dan keyakinan dibaliknya.

Jawaban mengapa, tidak terjawab kecuali bahwa itu semua adalah cerita dari negeri antah berantah. Tidak lebih dari itu. Padahal dalam Islam ular justru merupakan simbol syetan. Sebagaimana yang dikatakan oleh Nabi. Ular hitam adalah syetan. Dan mimpi jelek, seperti dikejar ular adalah merupakan usaha syetan untuk menakut-nakuti kita.

Ular juga binatang yang dianjurkan untuk dibunuh dalam Islam. Artinya binatang ini sangat berbahaya. Bukan rahasia lagi kalau ular itu berbisa. Bahkan bisanya bisa membunuh. Sangat berbahaya. Untuk itulah Islam menggolongkan ular sebagai binatang yang layak diburu untuk dibunuh. Nah, terus keganasan ular ini kok tiba-tiba berubah menajdi simbol jodoh. Kita tidak pernah tahu apa hubungan antara ular yang ganas itu dengan pasangan hidup yang menentramkan hati.
Sementara penafsiran mimpi tidak mungkin dilakukan oleh siapapun. Nabi SAW. hanya memberikan garis besar dari mimpi, “Mimpi baik dari Allah, sedangkan mimpi buruk dari syetan. Jika kalian mimpi jelek maka berlindunglah kepada Allah.”

BACA JUGA : Mengupas Misteri Benda Pusaka di Alam Gaib

Sedangkan untuk menafsirkannya, tidak sembarang orang diberikan kelebihan ini oleh Allah. Awalnya kelebihan menterjemahkan mimpi adalah mukjizat. Nabi Yusuf as adalah Nabi yang dikenal memiliki mukjizat ini. Seperti dijelaskan dalam kisah Nabi Yusuf dalam surat Yusuf.
Sekarang kenabian telah selesai. Tidak ada lagi Nabi setelah Rasulullah SAW. maka kelebihan penafsiran mimpi tentunya hanya hanya untuk orang-orang shaleh yang diberi kelebihan oleh Allah. Tidak semua orang shaleh pasti. Kelebiha itulah yang dinamakan dengan karomah.

Karomah ini tidak mungkin dipelajari. Tidak pula bisa dimunculkan oleh orang shaleh sesuai dengan keinginannya. Tetapi tergantung, apakah Allah berkenan memberikan karomah tersebut saat itu. Maka ular dalam mimpi sama dengan jodoh adalah penafsiran yang tidak berdasarkan dalil. Dan susah untuk dilogiskan.

Penafsiran mimpi ini adalah karomah. Artinya ini adalah hal ghoib yang tidak mungkin ada campur tangan otak manusia di dalamnya. Hanya dalili al-Qur’an dan Sunnah saj yang diijinkan untuk dimainkan di sini. Dan tidak pernah ada satu dalil pun yang mengatakan bahwa ular = jodoh.
Maka, tetaplah berhati-hati dengan segala yang sumbernya adalah katanya. Karena bukan hanya menyesatkan, tetapi bisa menyeret kita kepada kemusyrikan dan kemaksiatan.

BACA JUGA : Misteri Legenda Pesugihan Babi Ngepet

loading...
Share This
Previous Post
Next Post

Cerita misteri atau cerita horror menjadi sesuatu yang menegangkan untuk dibaca. Namun banyak orang yang penasaran akan hal mistis yang berhubungan dengan dunia gaib. Dan disini https://duamisteri.blogspot.com menyajikan cerita misteri indonesia yang diambil dari berbagai sumber

0 comments: